Rabu, 30 Mei 2012

PROGRAM MAGISTER PASCASARJANA TEKNOLOGI PENDIDIKAN


TUGAS PRIBADI

MATA KULIAH
MEDIA PEMBELAJARAN
Dosen
Dr. INDRATI KUSUMA NINGRUM ,M.Pd


unp

OLEH
UBA ROIDA ROMAULY GURNING
NIM:  1109886



PROGRAM MAGISTER PASCASARJANA
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
KERJASAMA UNP DENGAN FKIP UR
P E K A N B A R U
2012








KATA PENGANTAR

Puji syukur  kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan kesehatan, kekuatan kepada penulis sehingga makalah ini dapat di selesaikan tepat waktu.
Guru pada hakikatnya adalah tenaga kependidikan yang mempunyai tanggung jawab yang berat , khusus nya berkaitan dengan proses pendidikan generasi  penerus bangsa menuju gerbang pencerahan dalam melepaskan diri  dari belenggu kebodohan, tugas dan kewajiban yang harus di emban oleh guru tersebut sehingga menuntut profesionalitas tinggi dalam proses pembelajaran. Melalui kompetensi profesioanalnya, guru harus mampu mewujudkan langkah-langkah pembelajaran inovatif, progresif, dan kreatif, sehingga proses belajar mengajar dapat bermakna.
Pada kesempatan ini selaku penulis saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Dosen pembimbing Dr. Indrati Kusuma Ningrum,M.Pd yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan materi ajar ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa materi ajar ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan


Pekanbaru,         Mei 2012

                                                                                                                        Penulis












DAFTAR ISI

BAB 1
1.    Jenis-jeni teori belajar teori pembelajaran ……………………………………
2.    Jenis-jenis media ajar ………………………………………………………

BAB II
1.    Analisis situasi ( model pembelajaran Assure) …………………………………
a.       Karakteristk siswa …………………………………………...........
b.      Tujuan pembelajaran ………………………………………………
c.       Strategi pembelajaran …………………………………………………
d.      Media pembelajaran ……………………………………………………
e.       Cara menggunakan media ajar …………………………………………
f.       Evaluasi media ....………………………………………………………
BAB III
1.    Rencana perencanaan pembelajaran ( RPP) ………………………………………








PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN MEDIA LCD PROYEKTOR DENGAN SOFTWARE POWER POINT

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Teori

1.Teori Belajar Behavioristik

Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000:143). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya
Beberapa prinsip dalam teori belajar bihavioristik, meliputi:
a.       Reinforcement and Punishment;
b.      Primary and Secondary Reinforcement;
c.       Schedules of Reinforcement;
d.      Contingency Management;
e.       Stimulus Control in Operant Learning;
f.       The Elimination of Responses (Gage, Berliner, 1984).
Analisis Tentang Teori Behavioristik                                          
Kaum behavioris menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku dimana reinforcement dan punishment menjadi stimulus untuk merangsang pebelajar dalam berperilaku. Pendidik yang masih menggunakan kerangka behavioristik biasanya merencanakan kurikulum dengan menyusun isi pengetahuan menjadi bagian-bagian kecil yang ditandai dengan suatu keterampilan tertentu. Kemudian, bagian-bagian tersebut disusun secara hirarki, dari yang sederhana sampai yang komplek (Paul, 1997).
Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas “mimetic”, yang menuntut pebelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes.

Evaluasi menekankan pada respon pasif, ketrampilan secara terpisah, dan biasanya menggunakan paper and pencil test. Evaluasi hasil belajar menuntut jawaban yang benar. Maksudnya bila pebelajar menjawab secara “benar” sesuai dengan keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa pebelajar telah menyelesaikan tugas belajarnya. Evaluasi belajar dipandang sebagi bagian yang terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran. Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan pebelajar secara individual.

Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti:
1.      tujuan pembelajaran,
2.      sifat materi pelajaran,
3.      karakteristik pebelajar,
4.      media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.
        
Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar.
Implikasi dari teori behavioristik dalam proses pembelajaran dirasakan kurang memberikan ruang gerak yang bebas bagi pebelajar untuk berkreasi, bereksperimentasi dan mengembangkan kemampuannya sendiri. Karena sistem pembelajaran tersebut bersifat otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot. Akibatnya pembelajar kurang mampu untuk berkembang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka.




2. Teori belajar Kontruktivisme
    Teori belajar Kontruktivisme memandang bahwa:
-     Belajar berarti mengkontruksikan makna atas informasi dari masukan yang masuk ke dalam otak.Peserta didik harus menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri.
-     Peserta didik sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang berlawanan dengan prinsip-prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip tersebut apabila sudah dianggap tidak bisa digunakan lagi.
-     Peserta didik mengkontruksikan pengetahuannya sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya.
    Teori Kontruktivisme menetapkan 4 asumsi tentang belajar, yaitu:
        -   Pengetahuan secara fisik dikonstruksikan oleh peserta didik yang terkibat dalam belajar aktif.
        -   Pengetahuan secara simbolik dikonstruksikan oleh peserta didik yang membuat representasi atas kegiatannya sendiri.
        -   Pengetahuan secara sosial dikonstruksikan oleh peserta didik yang menyampaikan maknanya kepada orang lain.
        -   Pengetahuan secara teoritik dikonstruksikan oleh peserta didik yang mencoba menjelaskan obyek yang tidak benar-benar dipahaminya.

    Thomas dan Rohwer menyajikan beberapa prinsip belajar yang efektif, yaitu:
    - Spesifikasi                           => Sesuai dengan tujuan belajar dan karakteristik peserta .                                                   
    - Pembuatan                          =>  Memungkinkan seseorang mengerjakan kembali materi yang telah dipelajari, dan membuat sesuatu menjadi baru.
    - Pemantauan yang efektif    => Peserta didik mengetahui kapan dan bagaimana cara menerapkan strategi belajarnya dan bagaimana cara menyatakannya bahwa strategi yang digunakan itu bermanfaat.
- Kemujaraban personal   => Belajar akan berhasil apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh.

    Slavin menyarankan 3 strategi belajar efektif, yaitu:
            - membuat catatan   
            - belajar kelompok
            - menggunakan metode PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, review)

1.  Karakteristik  Manusia Masa Depan yang Diharapkan
Karakteristik manusia masa depan yang dikehendaki tersebut adalah manusia-manusia yang memiliki kepekaan, kemandirian, tanggung jawab terhadap resiko dalam mengambil keputusan, mengembangkan segenap aspek potensi melalui proses belajar yang terus menerus untuk menemukan diri sendiri dan menjadi diri sendiri yaitu suatu proses … (to) learn to be. Mampu melakukan kolaborasi dalam memecahkan masalah yang luas dan kompleks bagi kelestarian dan kejayaan bangsanya (Raka Joni, 1990). 

Apa pengetahuan itu? Menurut pendekatan konstruktivistik, pengetahuan bukanlah kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai kunstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru.
Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan dari pikiran seseorang yang telah mempunyai pengetahuan kepada pikiran orang lain yang belum memiliki pengetahuan tersebut. Bila guru bermaksud untuk mentransfer konsep, ide, dan pengetahuannya tentang sesuatu kepada siswa, pentransfer itu akan diinterpretasikan dan dikonstruksikan oleh siswa sendiri melalui pengalaman dan pengetahuan mereka sendiri. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar